DENPASAR - Pada debat perdana pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali yang diadakan pada Rabu, 30 Oktober 2024, tiga anggota DPD RI yakni Arya Weda Karna, Ni Luh Djelantik, dan Komang Merta Jiwa tampak kompak mengacungkan dua jari.
Gestur ini, yang biasa diartikan sebagai simbol dukungan, menarik perhatian publik dan mendorong spekulasi mengenai arah dukungan politik ketiga tokoh ini dalam pemilihan gubernur mendatang.
Arya Weda Karna, yang selama ini dikenal sebagai figur nasionalis dengan fokus pada pengembangan daerah, memiliki rekam jejak kuat dalam memperjuangkan otonomi daerah Bali di kancah nasional.
Dukungan simbolis yang ditunjukkan oleh Arya dinilai bisa mempengaruhi pandangan masyarakat, terutama mereka yang menginginkan kebijakan pro-daerah dalam kepemimpinan gubernur berikutnya.
Ni Luh Djelantik, aktivis sosial, penggiat pariwisata dan politisi yang konsisten menyuarakan isu-isu lingkungan dan hak-hak masyarakat adat, menambah bobot politik dalam momen ini. Dengan latar belakang aktivisme yang kuat, ia dianggap dapat menarik simpati kaum muda dan komunitas peduli lingkungan yang menginginkan pemimpin yang berpihak pada keberlanjutan.
Komang Merta Jiwa, yang memiliki basis massa kuat di wilayah Bali Utara, dikenal berfokus pada pembangunan ekonomi wilayah pesisir dan pariwisata.
Kehadirannya dalam mendukung paslon tertentu memberikan sinyal bagi masyarakat pesisir yang ingin peningkatan taraf hidup mereka lebih diutamakan dalam kebijakan gubernur mendatang.
Baca juga:
Tony Rosyid: Berebut Anies Baswedan
|
Dengan ketiga tokoh ini menunjukkan dukungan secara terbuka, terbentuklah spekulasi bahwa mereka menginginkan pemimpin Bali yang dapat menjawab tantangan pembangunan daerah, lingkungan, dan pariwisata secara berimbang dan berkelanjutan.
Gestur dua jari dari Arya, Ni Luh, dan Komang ini dinilai sebagai pesan kuat kepada masyarakat mengenai harapan mereka akan Bali yang lebih mandiri dan berdaya saing.
Walau ketiganya kompak dalam jumpa pers mengatakan bahwa ingin pilkada ini berjalan aman dan damai, serta tidak secara gamblang menyebutkan akan memilih calon mana yang akan didukung.
"Apapun pilihannya, Bali harus tetap damai, " ujar Arya Wedakarna kepada seluruh awak media yang hadir, Rabu (30/10/2024). (Ray)